Satu hal yang selalu membuat saya gembira adalah ketika libur
dan berkesempatan pulang kampung ke Jogja karena dapat jalan-jalan ke pasar
ternak tradisional untuk nonton ayam tarung dicoba dan juga lihat-lihat
pedagang ayam tarung yang jumlahnya banyak banget, hal ini jarang saya temui di
kota-kota lain di Indonesia, disitu kita dapat melihat langsung ayam tarung di
coba antar sesame penjual untuk unjuk kebolehan dan menarik minat pembeli.
Salah satu favorit saya adalah pasar pleret di daerah sekitaran Jejeran,
Imogiri. Pasar tersebut menjadi favorit saya karena tempatnya yang rindang,
luas dan banyak penjual soto dan es jeruk di sekitar pasar he,he, jadi sambil nonton
ayam tarung sekaligus dapat menikmati soto dan es jeruk.
Hal lain yang sangat menyenangkan adalah saya dapat menemui berbagai jenis ayam aduan yang mungkin susah saya temuin di daerah lain, seperti misalnya saja ayam magon gundul cuman berbulu khas ayam birma, ayam Bangkok trah jengger wilah atau kaisar, ayam birma Bangkok jambul dan banyak yang lainnya. Dan tentunya saja disitu saya bisa melihat berbagai macam gaya dan tehnik bertarung ayam tarung yang beragam, bayangkan sekali waktu bisa ada sekitar 7-10 pasang ayam yang di laga dan terus bergantian bagi yang antri untuk mengadu selanjutnya.
Hal lain yang sangat menyenangkan adalah saya dapat menemui berbagai jenis ayam aduan yang mungkin susah saya temuin di daerah lain, seperti misalnya saja ayam magon gundul cuman berbulu khas ayam birma, ayam Bangkok trah jengger wilah atau kaisar, ayam birma Bangkok jambul dan banyak yang lainnya. Dan tentunya saja disitu saya bisa melihat berbagai macam gaya dan tehnik bertarung ayam tarung yang beragam, bayangkan sekali waktu bisa ada sekitar 7-10 pasang ayam yang di laga dan terus bergantian bagi yang antri untuk mengadu selanjutnya.